Jumat, 22 April 2016

Virus Campak “Jenis Baru” Beredar di Indonesia ^^

Di tengah munculnya banyak virus penyebab penyakit baru semacam SARS dan MERS-Cov, virus penyebab “penyakit lama” masih beredar di Indonesia. Virus campak salah satunya.
campakHasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Eijkman dan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin di Banjarmasin menemukan genotif virus campak yang sebelumnya tak pernah dijumpai di Tanah Air.
Edi Hartoyo, dokter di RSUD Ulin, mengirimkan 16 sampel virus campak yang didapatkan di Banjarmasin ke Lembaga Eijkman. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan, 9 di antara 16 sampel yang didapatkan merupakan genotif D8.
“Itu belum pernah didapatkan di Indonesia sebelumnya,” kata Ageng Wiyatno, peneliti di Lembaga Eijkman, dalam seminar Dengue and Other Emerging Viruses: Confronting the Threats with New Technologies di Jakarta, Senin (23/3/2015).
Menanggapi hal tersebut, Subangkit, peneliti campak di Badan Litbang Kementerian Kesehatan, mengungkapkan bahwa berdasarkan surveillance yang dilakukan lembaganya, persebaran genotif D8 di Indonesia memang tergolong baru.
Subangkit yang bertanggung jawab pada penelitian di wilayah Sumatera dan Kalimantan mengatakan, genotif D8 baru terdeteksi pada 2014. “Kami temukan di Bandung dan Riau,” katanya.
Secara global, terdapat 24 genotif virus campak. Genotif yang beredar di Indonesia mayoritas genotif G2, G3, dan D9. Genotif D8 sendiri saat ini tersebar di wilayah Asia, Eropa, dan Afrika bagian selatan.
Masih tantangan
Meski merupakan penyakit lama dan program vaksinasinya telah dilakukan lewat imunisasi sejak bayi, campak masih menjadi persoalan, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat.
Tahun 2015, Amerika Serikat mengalami outbreak campak. Campak mulai menjangkiti para pengunjung taman hiburan Disney sehingga wabah kali ini kerap disebut “Disney Measles”. Diduga, wabah dipicu oleh pengunjung yang tak menjalani vaksinasi campak.
Di Indonesia, campak masih membuat Banjarmasin dinyatakan mengalami kejadian luar biasa (KLB). Edi mengatakan, sepanjang tahun 2014, masih terdapat 34 kasus, tinggi untuk penyakit campak. Hingga Maret tahun 2015, sudah ada 17 kasus.
Edi mengungkapkan, tingginya kasus campak disebabkan oleh masih adanya penolakan pada vaksinasi. “Ada satu desa yang menolak vaksinasi campak. Kasus campak sebagian besar berasal dari sana. Mereka mengatakan, vaksinasi malah bikin sakit,” katanya.
Penolakan pada vaksinasi campak mengkhawatirkan. Kasus outbreak di Amerika Serikat menunjukkan bahwa penolakan satu kelompok bisa menyebabkan dampak besar dalam satu komunitas.
Campak sendiri bila dibiarkan bisa memicu komplikasi. Pneumonia adalah komplikasi paling umum yang dijumpai di Indonesia. Penderita bisa meninggal, bukan oleh campak, melainkan karena komplikasi yang diderita.
Sementara itu, dari sisi sosial, penolakan vaksinasi menjadi pemicu utama kasus campak. Dari sisi biologi, virus terus berkembang dan efektivitas vaksinasi menjadi salah satu isu utama.
Dahulu, vaksinasi campak dipandang hanya perlu dilakukan sekali. Saat ini, vaksinasi campak harus berulang. Anak-anak yang divaksin campak masih berpeluang terjangkit pada usia empat tahun. Pada yang tak menjalani vaksinasi, umur dua tahun sudah bisa terjangkit.
Tantangan itu menjadikan pemetaan virus penting dilakukan. Pengetahuan tentang genotif virus yang beredar, kata Edi, berguna untuk mengetahui asal-usul virus serta mengetahui efektivitas vaksin. Lembaga Eijkman, RSUD Ulin, dan Universitas Lambung Mangkurat menandatangani MoU untuk kerja sama pemetaan virus.

sumber : https://makanankhasbjm.wordpress.com/2015/06/05/virus-campak-jenis-baru-beredar-di-indonesia/

MERS-CoV, Penyakit Baru yang Mengancam Dunia ^^

Satu lagi jenis penyakit baru yang muncul dan berpotensi menjadi epidemi global, MERS-CoV. Apa itu MERS CoV? Seperti apa gejala-gejala yang ditimbulkannya? Dan, pencegahan apa saja yang dapat Anda lakukan guna menghindari penyakit ini? Meski belum ada laporan mengenai jatuhnya korban di Indonesia, MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus) tetap harus diwaspadai, terutama pada Jemaah haji yang baru saja kembali dari Arab, negara asal munculnya penyakit ini.
mersMERS-CoV sendiri disebabkan oleh infeksi virus Corona, salah satu jenis virus yang masih berkerabat dengan virus penyebab SARS.
Karena itu, gejalanya pun tak jauh berbeda dengan penyakit SARS, dengan indikasi utama seperti demam, bersin, dan batuk, yang akhirnya berujung pada kematian akibat beberapa komplikasi serius yang terjadi seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan kegagalan multiorgan, gagal ginjal, koagulopati konsumtif, dan perikarditis serta pneumonia berat.
Penyebaran Virus Corona
Karena penyebarannya yang semakin meluas sejak April 2012 hingga awal tahun 2013, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan sejak Mei lalu untuk mewaspadai ancaman penyebarannya.
Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun, beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis Kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah.
Kesimpulan dicapai setelah para peneliti menemukan adanya kecocokan genetik 100 persen pada virus yang menginfeksi kelelawar jenis tersebut dengan manusia pertama yang terinfeksi.
Spekulasi lain yang terdapat di kalangan para peneliti menyebutkan bahwa selain Kelelawar, Unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus Corona, dimana ditemukan antibodi terhadap virus ini dalam tubuh hewan khas Timur Tengah itu.
Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering Kelelawar yang terinfeksi.
Saat ini, para peneliti masih menyelidiki kemungkinan hewan lain yang menjadi mediator penularan virus Corona guna menangani meluasnya penyebaran penyakit ini, mengingat bahwa jenis virus ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia dengan dampak yang lebih mematikan dibandingkan SARS.
Penanganan MERS-CoV
Karena masih tergolong sebagai penyakit baru, belum ada vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit ini. Meski begitu, pencegahan tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas tubuh Anda.
Misalnya, sebelum Anda berangkat naik haji atau melancong ke daerah Timur Tengah, jaga kebugaran tubuh dengan asupan nutrisi dan istirahat yang cukup. Mengkonsumsi produk herbal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh juga bermanfaat, seperti herbal Sarang Semut asal Papua yang sudah terbukti secara empiris dapat meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit. Cara lain, gunakan masker dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan tempat Anda tinggal.
Setidaknya, langkah-langkah pencegahan sederhana di atas akan membantu tubuh Anda menjalankan perannya dalam menangkal serangan virus.
Namun, bagaimana jika virus ini sudah menjangkiti tubuh Anda? Sama seperti kasus kanker, kuncinya adalah penanganan yang cepat dan tepat karena mutasi virus Corona sangat cepat sehingga lambatnya penanganan diberikan akan semakin meningkatkan angka kematian akibat penyakit ini.
Hingga kini, pengobatan yang diberikan hanya difokuskan pada penanganan akan komplikasi dari penyakit ini. Tindakan isolasi dan karantina mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit MERS-CoV.
Mohon sebarkan link artikel ini kepada keluarga dan teman-teman Anda, agar semakin banyak orang terinformasi tentang Mers-CoV, sehingga bisa terhindar dari bahayanya. Terima kasih.
More in this category: « Apraksia—Bagaimana Cara Menghadapi Sindrom Rett? Kisah Penderita Multiple Sclerosis dalam Mengatasi Kelelahan? »
Rekomendasi Herbal
Sarang Semut Herbal Terbaik untuk Kanker dan Tumor
sarang semut papua 3
Berkat herbal ini banyak penderita kanker, tumor dan benjolan abnormal bisa kembali menjalani hidup mereka seperti semula tanpa harus menghadapi biopsi, pembedahan, dan kemoterapi. Baca lebih lanjut…
Noni Juice Herbal Teruji Untuk Penyakit Anda!
buah noni segar terbaik 1
Noni juice telah membantu banyak orang untuk bebas dari darah tinggi, kolesterol, gangguan jantung, stroke berat dan ringan, diabetes tipe 1 & 2, asma, kerusakan rambut dan kulit, sulit tidur, stress. Baca lebih lanjut…
Tongkat Ali Herbal Khusus Pria Dewasa
tongkat ali 3
Bila ekstrak Tongkat Ali diminum secara teratur dalam 3 minggu, maka performa Anda di ranjang akan meningkat, ereksi lebih kuat dan bertahan lama, si pengguna akan merasa lebih jantan! Baca lebih lanjut…
Mengapa Noni Juice?
Noni juice, minuman kesehatan terbaik di dunia! Telah teruji membantu para penderita darah tinggi, sakit jantung, stroke, obesitas, diabetes, dan 25 jenis penyakit lainnya! Dapatkan informasi lebih lanjut tentang herbal luar biasa ini dengan bergabung dalam newsletter kami.

sumber : https://makanankhasbjm.wordpress.com/2015/06/05/mers-cov-penyakit-baru-yang-mengancam-dunia/#more-38

Penyakit Ganas Baru: “Chagas” Penyakit Versi AIDS Yang Kedua? ^^

Penyakit yang disebut Chagas ini disebut sebagai penyakit AIDS baru di Amerika karena efek dari penyebarannya butuh waktu bertahun-tahun baru dapat terdeteksi dan pada saat itu pula penanganan sudah terlambat. Penyakit ini dapat membuat jantung bengkak & meledak!. Widih!!!


Dunia kesehatan baru-baru ini digemparkan oleh banyaknya korban yang terjangkit penyakit aneh yang bisa membuat jantung manusia membengkak dan meledak! Widih!
Para ahli menduga bahwa penyakit ini sejenis dengan penyakit AIDS hanya saja lebih mematikan.
Ilmuwan akhirnya berhasil mengidentifikasi sebuah serangga pemakan darah yang diklaim menyebarkan penyakit “AIDS versi baru” dan mengeluarkannya ke publik, Wew!
Bedanya penyakit yang ditularkan bukan berupa penyakit AIDS dalam arti sebenarnya, melainkan wabah penyakit yang disebut Chagas.
Warga Amerika Latin mulai banyak yang terserang oleh panyakit yang diberi nama Chagas ini.
Chagas diambil dari nama belakang si penemu penyakit jenis ini pada tahun 1909, yaitu Carlos Ribeiro Justiniano Chagas.
Penyakit yang telah lama ada namun baru diselidiki lebih dalam lagi ini disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh seekor serangga kecil bersayap dan biasanya berwarna hitam.
Serangga ini adalah Triatomine / Triatome / Triatoma / Triatominae, yang juga serangga penghisap darah manusia dan menularkan virusnya melalui gigitannya.

Jantung yang terkena Chagas
Ia meracuni tubuh manusia yang digigitnya dengan penyakit yang disebut dengan Chagas ini, yakni sebuah penyakit parasit tropis yang disebabkan oleh protozoa ber-flagel.
Menurut catatan jurnal PLoS Neglected Tropical Diseases, penyakit Chagas akan mengakibatkan pembengkakan di bagian jantung. Jika sudah parah, organ ini bisa pecah dan menyebabkan kematian mendadak.
Yang membuat para ilmuwan khawatir, penyakit Chagas ini sulit untuk dideteksi dan butuh waktu hingga bertahun-tahun hingga akhirnya muncul gejala. Waduh, mirip AIDS donk.
Chagas Infection
Dengan alasan itulah kini serangga Triatome dijuluki sebagai ‘AIDS baru di benua Amerika‘.
Masalahnya adalah virus penyakit Chagas ini gampang tersebar, seperti melalui transfusi darah, atau bawaan gen turunan (layaknya penyebaran virus HIV), tapi tidak dapat menular dari hubungan intim, seperti kebanyakan kasus penularan virus HIV.
Sayangnya, gejala penyakit ini sangat sulit untuk diketahui sejak awal.
Penyakit Chagas ini membutuhkan waktu bertahun-tahun baru dapat dideteksi, mirip dengan AIDS, sehingga kemungkinannya sangat kecil untuk melakukan pengobatan dini.
Kalau pun dapat dideteksi dini, maka pengobatan tercepat bisa membutuhkan waktu selama 3 bulan. Lebih parah, penyakit ini banyak menyerang penduduk-penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
Penyakit ini merebak di antara penduduk miskin entah karena lingkungan yang kotor yang menjadikan tempat perkembangbiakan serangga Triatoma ini semakin meluas atau karena ketidakpedulian warga terhadap sakit yang mereka derita sehingga mereka tidak pernah memeriksakan kesehatan mereka ke dokter karena tidak adanya biaya untuk memeriksakan diri mereka.
Acute Chagas Disease in a young child. The eye sign of Romana is present. This is frequently seen in acute cases and is presumed to mark the point of entry of the parasite. Credit: WHO/TDR
Serangga Triatomine / Triatome / Triatoma / Triatominae serangga penyebab penyakit Chagas
Trypanosoma cruzi in thin blood film (Leishmans stain) showing developing tryptomastigotes that have a free flagellum. Credit: WHO/TDR/Stammers
Menurut, Science Daily, faktor yang paling utama dari peningkatan penyebaran virus ini adalah perubahan iklim. Perubahan iklim bumi yang menjadi semakin hangat ini memungkinkan si serangga membawa virus ke daerah bagian utara.
Penyakit ini sudah mulai mewabah di Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Bolivia, Meksiko, Kolombia) dan beberapa negara Eropa.
Chagas Disease Map
Kini penyakit yang pada awalnya tersebar di Meksiko, Bolivia, Kolombia hingga Amerika Tengah saja, kini telah beradaptasi dan telah menyebar luas ke wilayah Amerika Serikat (AS).
Penyebarannya pun sama seperti HIV, dimana infeksi bisa terjadi antara sesama manusia melalui transfusi darah atau ibu yang mengandung anaknya.
Setidaknya ada sekitar 10 juta orang diseluruh dunia sudah terinfeksi penyakit ini, dengan 10 ribu orang diantaranya dikabarkan meninggal pada tahun 2008 silam.
Menurut Nature Magazine, ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa penyakit inilah yang membunuh Charles Darwin, seorang bapak evolusi yang teori evolusinya sangat dikenal sampai saat ini.
Sebuah penelitian mengungkap kebenaran ini bahwa pada perjalanan 5 tahun yang dilakukan Darwin ketika berusia 20 tahunan, ia terinfeksi virus ini dan kemudian dikabarkan meninggal akibat gagal jantung.

Seperti yang dikatakan oleh para ahli bahwa setiap orang yang terjangkit penyakit mematikan ini akan mengalami peradangan pada jantungnya sehingga jantung orang tersebut akan membesar, bisa meledak dan mampu merenggut nyawa orang tersebut seketika itu juga.
Itulah tentang penyakit Chagas yang baru-baru ini tersebar di benua Amerika dan Eropa dan dikenal sebagai penyakit “AIDS terbaru”.
Mungkin sudah saatnya juga penduduk dunia mulai berhati-hati pada setiap kemungkinan penyakit aneh-aneh muncul di muka Bumi ini, mengingat bahwa beberapa penyakit yang telah lama hilang dapat muncul kembali karena berhasil dibiakkan kembali oleh “tangan-tangan jahil”.
Dengan begitu, seluruh negara harus dan akan membeli serum atau vaksin yang diproduksi oleh mereka. Dengan begitu akan terjadi sebuah peluang bisnis yang memboncengi kebaikan karena pembuatan serum dan vaksin tersebut.
Bahkan ada kemungkinan baru, bahwa manusia suatu saat akan mengalami suatu yang disebut “hampir punah” dimasa depan nanti bukan karena peperangan, bencana alam, kelaparan, iklim yang berubah atau jatuhnya asteroid dari luar angkasa, namun manusia akan mengalami kepunahan karena suatu yang sangat kecil dan tak terlihat oleh mata. Yaitu melalui, bakteri, spora, protein atau virus seperti ini.

sumber : https://makanankhasbjm.wordpress.com/2015/06/05/penyakit-ganas-baru-chagas-penyakit-versi-aids-yang-kedua/#more-37

Setelah Ebola, Dunia Diserang 3 Penyakit Menular ^^

Profesor Tjandra Yoga Aditama pada Minggu malam, 21 September 2014, melalui surat elektronik menerangkan mengenai tiga penyakit menular lainnya yang kini menyerang dunia. Pembahasan ini dilakukan setelah ramainya pemberitaan tentang ebola di Afrika, MERS CoV di Timur Tengah, dan H7N9 di Cina. (Baca: Rumah Sakit Singapura Bangun Ruang Isolasi Ebola)
new
“Sebetulnya total ada enam penyakit menular melanda dunia. Setelah yang tiga tadi, ada tiga lagi penyakit lain,” kata Tjandra, yang kini menjabat Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dia menjelaskan bahwa di negara Amerika Serikat kini sedang dilanda wabah penyakit paru berat, yang diakibatkan Enterovirus D 68 (EV-D68). “Sejauh ini sudah ada 130 kasus dari 12 negara bagian di Amerika Serikat. Dan yang memprihatinkan, penyakit ini belum ada obat dan vaksinnya,” kata Tjandra.
Untuk Indonesia dan beberapa negara di Asia, pria berkacamata ini menerangkan, “Ada penyakit akibat enterovirus, tapi EV 71 yang menyebabkan penyakit tangan kaki mulut (PTKM) atau hand foot mouth diseases (HFMD), dan bukan EV D 68.”
Tjandra juga menerangkan, hingga September ini, ada setidaknya 15 anak di bawah 2 tahun yang meninggal di daerah Idlib di Suriah. “Kabarnya, di kota yang ada di sana sedang dilakukan imunisasi massal campak,” ujarnya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO), kata Tjandra, (baca: Dokter Dadakan di Pesawat ‘Berupah’ Champagne) mengirim tim ke lapangan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi dengan menurunkan tim pakar yang meneliti penyebab kematian anak-anak di Suriah. “Berdasarkan pengalaman berbagai negara, sejauh ini imunisasi dilakukan ke jutaan anak, maka imunisasi merupakan prosedur aman dan amat bermanfaat mencegah penyakit dan kematian si bayi dan anak. Hal ini dilakukan secara luas di dunia, termasuk di Indonesia,” Tjandra menjelaskan.
Adapun penyakit yang ketiga adalah polio, yang terjadi di Kamerun. Oleh WHO, polio dinyatakan sebagai public health emergency of international concern (PHEIC).
“Hal yang sama juga dilakukan pada ebola di Afrika Barat. Polio ini sudah menyebar pula ke Equatorial Guinea I. Jelas ada risiko penularan sehubungan dengan pengungsi Central African Republic (CAR),” kata Tjandra.

sumber : https://makanankhasbjm.wordpress.com/2015/06/05/setelah-ebola-dunia-diserang-3-penyakit-menular/#more-42

Daftar Penyakit Terbaru 2015 ^^

Virus gonore baru kebal antibiotik

Sebuah bakteri baru penyakit kelamin gonore telah menjadi kebal dari antibiotik, menurut hasil penelitian internasional.
jawa

Analisa dari bakteri yang menyebabkan gonore menunjukkan adanya varian baru yang sangat cepat untuk mutasi.Para ilmuwan dari Laboratorium Acuan Swedia memperingatkan bahwa infeksi penyakit itu bisa menjadi ancaman kesehatan masyarakat global.

Obat-obat baru untuk menunda penyebaran infeksi penyakit itu diperlukan, kata para pakar.Kasus pertama gonore yang kebal antibiotik ditemukan di Jepang.

Dengan menganalisa jenis gonorea yang kebal antibiotik, yang disebut H041, para periset mengindentifikasi bahwa mutasi genetik telah menyebabkan jenis yang baru sangat kebal terhadap semua antibiotik jenis cephalosporin.

Cephalosporin digunakan untuk mengobati banyak jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Antibiotik ini sangat mirip dengan penisilin.

Sekelompok ilmuwan akan menyampaikan temuan mereka dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Masyarakat Internasional untuk Penelitian Penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual di Kanada.

Dr Magnus Unemo dari Laboratorium Penelitian untuk Pathogenic Neisseria di Swedia mengatakan temuan itu mengkhawatirkan namun sudah diperkirakan.

“Sejak antibiotik menjadi pengobatan standar bagi gonorea pada tahun 1940an, bakteri ini sudah menunjukkan kemampuan luar biasa untuk mengembangkan mekanisme kekebalan terhadap semua obat yang dipakai untuk mengendalikannya.

“Masih terlalu awal untuk menilai apakah jenis bakteri baru itu sudah menyebar, biasanya kekebalan yang baru pada bakteri bisa menyebar dengan cepat kecuali jika obat atau program perawatan baru yang efektif dikembangkan.” 

Pencegahan bukan penyembuhan Rebecca Findlay, dari Asosiasi Keluarga Berencana, menyebutnya sebagai pertanda yang mengkhawatirkan.

“Pencegahan menjadi lebih penting karena kita tahu bahwa antibiotik tidak selalu bisa menyembuhkannya. Gonore bisa mengenai orang dari segala usia dan semua orang harus memperhatikan kesehatan seksual mereka.”

Dr David Livermore, direktur laboratorium yang memantau kekebalan terhadap antibiotik di Badan Perlindungan Kesehatan Inggris, mengatakan “Percobaan terbaru di laboratorium menunjukkan bahwa bakteri itu menjadi kurang peka terhadap cephalosporin, dan beberapa dilaporkan gagal. Ini berarti kita harus mengubah jenis cephalosporin yang digunakan dan menambah dosisnya.”
“Ada kekhawatiran gonore akan menjadi jauh lebih sulit untuk disembuhkan dalam lima tahun mendatang,” katanya.

Gonore adalah salah satu penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual paling umum di seluruh dunia. Penderita gonore merasa perih ketika kencing dan kadang-kadang mengeluarkan cairan seperti nanah.
Namun sekitar 50% wanita dan sekitar 2 sampai 5% pria yang mengidap gonorea tidak menunjukkan tanda-tanda.

Jika tidak diobati penyakit gonore bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang tidak bisa disembuhkan pada pria maupun wanita.Cara terbaik untuk menghindari gonore adalah dengan mengenakan kondom ketika melakukan hubungan seksual.

 sumber : https://makanankhasbjm.wordpress.com/2015/06/05/virus-gonore-baru-kebal-antibiotik/#more-64

Sindrom Steven-Johnson, Manifestasi Klinis dan Penanganannya ^^

Sindrom Steven-Johnson (SSJ) merupakan suatu kumpulan gejala klinis erupsi mukokutaneus yang ditandai oleh trias kelainan pada kulit vesikulobulosa, mukosa orifisium serta mata disertai gejala umum berat. Nama lain dari penyakit ini adalah  sindrom de Friessinger-Rendu, eritema eksudativum multiform mayor, eritema poliform bulosa, sindrom muko-kutaneo-okular, dermatostomatitis, dll. Istilah eritema multiforme yang sering dipakai sebetulnya hanya merujuk pada kelainan kulitnya saja.
Bentuk klinis SSJ berat jarang terdapat pada bayi, anak kecil atau orang tua. Lelaki dilaporkan lebih sering menderita SSJ daripada perempuan. Tidak terdapat kecenderungan rasial terhadap SSJ walaupun terdapat laporan yang menghubungkan kekerapan yang lebih tinggi pada jenis HLA tertentu.
Penyebab
  • Etiologi SSJ sukar ditentukan dengan pasti karena dapat disebabkan oleh berbagai faktor, walaupun pada umumnya sering dikaitkan dengan respons imun terhadap obat.
  • Beberapa faktor penyebab timbulnya SSJ diantaranya : infeksi (virus, jamur, bakteri, parasit),
  • obat (salisilat, sulfa, penisilin, etambutol, tegretol, tetrasiklin, digitalis, kontraseptif),
  • makanan (coklat),
  • fisik (udara dingin, sinar matahari, sinar X),
  • lain-lain (penyakit polagen, keganasan, kehamilan).
Faktor penyebab timbulnya Sindrom Stevens-Johnson
Infeksivirusjamurbakteriparasit Herpes simpleks, Mycoplasma pneumoniae, vaksiniakoksidioidomikosis, histoplasmastreptokokus, Staphylococcs haemolyticus, Mycobacterium tuberculosis, salmonelamalaria
Obat salisilat, sulfa, penisilin, etambutol, tegretol, tetrasiklin, digitalis, kontraseptif, klorpromazin, karbamazepin, kinin, analgetik/antipiretik
Makanan Coklat
Fisik udara dingin, sinar matahari, sinar X
Lain-lain penyakit kolagen, keganasan, kehamilan
(Dikutip dengan modifikasi dari SL Moschella dan HJ Hurley, 1985)

  • Keterlibatan kausal obat tersebut ditujukan terhadap obat yang diberikan sebelum masa awitan setiap gejala klinis yang dicurigai (dapat sampai 21 hari). Bila pemberian obat diteruskan dan geja]a klinis membaik maka hubungan kausal dinyatakan negatif. Bila obat yang diberikan lebih dari satu macam maka semua obat tersebut harus dicurigai mempunyai hubungan kausal.
  • Obat tersering yang dilaporkan sebagai penyebab adalah golongan salisilat, sulfa, penisilin, antikonvulsan dan obat antiinflamasi non-steroid.
  • Sindrom ini dapat muncul dengan episode tunggal namun dapat terjadi berulang dengan keadaan yang lebih buruk setelah paparan ulang terhadap obat-obatan penyebab.
PATOFISIOLOGI
  • Patogenesis SSJ sampai saat ini belum  jelas walaupun sering dihubungkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe III (reaksi kompleks imun) yang disebabkan oleh kompleks soluble dari antigen atau metabolitnya dengan antibodi IgM dan IgG dan reaksi hipersensitivitas lambat (delayed-type hypersensitivity reactions, tipe IV) adalah reaksi yang dimediasi oleh limfosit T yang spesifik.
  • Pada beberapa kasus yang dilakukan biopsi kulit dapat ditemukan endapan IgM, IgA, C3, dan fibrin, serta kompleks imun beredar dalam sirkulasi.
  • Antigen penyebab berupa hapten akan berikatan dengan karier yang dapat merangsang respons imun spesifik sehingga terbentuk kompleks imun beredar. Hapten atau karier tersebut dapat berupa faktor penyebab (misalnya virus, partikel obat atau metabolitnya) atau produk yang timbul akibat aktivitas faktor penyebab tersebut (struktur sel atau jaringan sel yang rusak dan terbebas akibat infeksi, inflamasi, atau proses metabolik). Kompleks imun beredar dapat mengendap di daerah kulit dan mukosa, serta menimbulkan kerusakan jaringan akibat aktivasi komplemen dan reaksi inflamasi yang terjadi.
  • Kerusakan jaringan dapat pula terjadi akibat aktivitas sel T serta mediator yang dihasilkannya. Kerusakan jaringan yang terlihat sebagai kelainan klinis lokal di kulit dan mukosa dapat pula disertai gejala sistemik akibat aktivitas mediator serta produk inflamasi lainnya.
  • Adanya reaksi imun sitotoksik juga mengakibatkan apoptosis keratinosit yang akhirnya menyebabkan kerusakan epidermis.
GEJALA KLINIK
  • Gejala prodromal berkisar antara 1-14 hari berupa demam, malaise, batuk, korizal, sakit menelan, nyeri dada, muntah, pegal otot dan atralgia yang sangat bervariasi dalam derajat berat dan kombinasi gejala tersebut.
  • Kulit berupa eritema, papel, vesikel, atau bula secara simetris pada hampir seluruh tubuh.
  • Mukosa berupa vesikel, bula, erosi, ekskoriasi, perdarahan dan kusta berwarna merah. Bula terjadi mendadak dalam 1-14 hari gejala prodormal, muncul pada membran mukosa, membran hidung, mulut, anorektal, daerah vulvovaginal, dan meatus uretra. Stomatitis ulseratif dan krusta hemoragis merupakan gambaran utama.
  • Mata : konjungtivitas kataralis, blefarokonjungtivitis, iritis, iridosiklitis, kelopak mata edema dan sulit dibuka, pada kasus berat terjadi erosi dan perforasi kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Cedera mukosa okuler merupakan faktor pencetus yang menyebabkan terjadinya ocular cicatricial pemphigoid, merupakan inflamasi kronik dari mukosa okuler yang menyebabkan kebutaan. Waktu yang diperlukan mulai onset sampai terjadinya ocular cicatricial pemphigoid bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai 31 tahun.
DIAGNOSIS
  • Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan laboratorium. Anamnesis dan pemeriksaan fisis ditujukan terhadap kelainan yang dapat sesuai dengan trias kelainan kulit, mukosa, mata, serta hubungannya dengan faktor penyebab.
  • Secara klinis terdapat lesi berbentuk target, iris, atau mata sapi, kelainan pada mukosa, demam, dan hasil biopsi yang sesuai dengan SSJ .
  • Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk mencari hubungan dengan faktor penyebab serta untuk penatalaksanaan secara umum. Pemeriksaan yang rutin dilakukan diantaranya adalah pemeriksaan darah tepi (hemoglobin, leukosit, trombosit, hitung jenis, hitung eosinofil total, LED), pemeriksaan imunologik (kadar imunoglobulin, komplemen C3 dan C4, kompleks imun), biakan kuman serta uji resistensi dari darah dan tempat lesi, serta pemeriksaan histopatologik biopsi kulit.
  • Hasil biopsi dapat menunjukkan adanya nekrosis epidermis dengan keterlibatan kelenjar keringat, folikel rambut dan perubahan dermis.
  • Anemia dapat dijumpai pada kasus berat yang menunjukkan gejala perdarahan.
  • Leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi, dan pada hitung jenis terdapat peninggian eosinofil.
  • Kadar IgG dan IgM dapat meninggi, C3 dan C4 normal atau sedikit menurun, dan dapat dideteksi adanya kompleks imun yang beredar.
  • Pemeriksaan histopatologik dapat ditemukan gambaran nekrosis di epidermis sebagian atau menyeluruh, edema intrasel di daerah epidermis, pembengkakan endotel, serta eritrosit yang keluar dari pembuluh darah dermis superfisial.
  • Pemeriksaan imunofluoresen dapat memperlihatkan endapan IgM, IgA, C3, dan fibrin. Untuk mendapat hasil pemeriksaan imunofluoresen yang baik maka bahan biopsi kulit harus diambil dari lesi baru yang berumur kurang dari 24 jam.


DIAGNOSIS BANDING








PENATALAKSANAAN
  • Terapi suportif merupakan tata laksana standar pada pasien SSJ. Pasien yang umumnya datang dengan keadaan umum berat membutuhkan cairan dan elektrolit, serta kebutuhan kalori dan protein yang sesuai secara parenteral. Pemberian cairan tergantung dari luasnya kelainan kulit dan mukosa yang terlibat. Pemberian nutrisi melalui pipa nasogastrik dilakukan sampai mukosa oral kembali normal. Lesi di mukosa mulut diberikan obat pencuci mulut dan salep gliserin.
  • Untuk infeksi, diberikan antibiotika spektrum luas, biasanya dipergunakan gentamisin 5mg/kgBB/hari intramuskular dalam dua dosis. Pemberian antibiotik selanjutnya berdasarkan hasil biakan dan uji resistensi kuman dari sediaan lesi kulit dan darah.
  • Kortikosteroid diberikan parenteral, biasanya deksametason dengan dosis awal 1 mg/kgBB bolus, kemudian selama 3 hari 0,2-0,5 mg/kgBB tiap 6 jam, setelah itu diturunkan berangsur-angsur dan bila mungkin diganti dengan prednison per oral. Pemberian kortikosteroid sistemik sebagai terapi SSJ masih kontroversial. Beberapa mengganggap bahwa penggunaan steroid sistemik pada anak bisa menyebabkan penyembuhan yang lambat dan efek samping yang signifikan, namun ada juga yang menganggap steroid menguntungkan dan menyelamatkan nyawa.
  • Penggunaan Human Intravenous Immunoglobulin (IVIG) dapat menghentikan progresivitas penyakit SSJ dengan dosis total 3 gr/kgBB selama 3 hari berturut-turut (1 gr/kgBB/hari selama 3 hari).
  • Dilakukan perawatan kulit dan mata serta pemberian antibitik topikal. Kulit dapat dibersihkan dengan larutan salin fisiologis atau dikompres dengan larutan Burrow. Pada kulit atau epidermis yang mengalami nekrosis dapat dilakukan debridement. Untuk mencegah sekuele okular dapat diberikan tetes mata dengan antiseptik.
  • Faktor penyebab (obat atau faktor lain yang diduga sebagai penyebab) harus segera dihentikan atau diatasi. Deteksi dari penyebab yang paling umum seperti riwayat penggunaan obat-obatan terakhir, serta hubungannya dengan perkembangan penyakit terutama terhadap episode SSJ, terbukti bermanfaat dalam manajemen SSJ.
  • Antibiotik spektrum luas, selanjutnya berdasarkan hasil biakan dan uji resistensi kuman dari sediaan lesi kulit dan darah.
  • Antihistamin bila perlu. Terutama bila ada rasa gatal. Feniramin hidrogen maleat (Avil) dapat diberikan dengan dosis untuk usia 1-3 tahun 7,5 mg/dosis, untuk usia  3-12 tahun 15 mg/dosis, diberikan 3 kali/hari.  Sedangkan untuk setirizin dapat diberikan dosis untuk usia anak 2-5 tahun : 2.5 mg/dosis,1 kali/hari;  > 6 tahun : 5-10 mg/dosis, 1 kali/hari. Perawatan kulit dan mata serta pemberian antibiotik topikal.
  • Bula di kulit dirawat dengan kompres basah larutan Burowi.
  • Tidak diperbolehkan menggunakan steroid topikal pada lesi kulit.
  • Lesi mulut diberi kenalog in orabase.
  • Terapi infeksi sekunder dengan antibiotika yang jarang menimbulkan alergi, berspektrum luas, bersifat bakterisidal dan tidak bersifat nefrotoksik, misalnya klindamisin intravena 8-16 mg/kg/hari intravena, diberikan 2 kali/hari.
 
PROGNOSIS 

Pada kasus yang tidak berat, prognosisnya baik, dan penyembuhan terjadi dalam waktu 2-3 minggu. Kematian berkisar antara 5-15% pada kasus berat dengan berbagai komplikasi atau pengobatan terlambat dan tidak memadai. Prognosis lebih berat bila terjadi purpura yang lebih luas. Kematian biasanya disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, bronkopneumonia, serta sepsis.

sumber : https://allergycliniconline.com/2012/02/17/sindrom-steven-johnson-manifestasi-klinis-dan-penanganannya-2/

Manfaat Masker Alpukat untuk Kulit Wajah ^^

Manfaat Masker Alpukat dan Cara Membuatnya – Iklim tropis Indonesia membuat Indonesia dianugerahi banyak jenis flora dan fauna. Buah-buahan di Indonesia sangat beragam, salah satu buah yang sering kita jumpai adalah alpukat. Alpukat adalah salah satu buah yang sudah sangat familier ditelinga kita. Bahkan mungkin anda salah satu penggemar buah yang satu ini. Tapi tahukah anda buah alpukat selain nikmat jika dibuat minuman, alpukat juga memiliki segudang manfaat yang perlu anda ketahui. Beberapa manfaat tersebut diantaranya sebagai berikut :

• Alpukat mengandung vitamin E, vitamin K, zat besi, seng dan lain-lain yang membuat kulit tetap sehat.
• Minyak nabati pada alpukat membantu meningkatkan kalogen sehingga menghambat tanda-tanda penuaan dini.
• Alpukat mengandung kalium dan mineral yang tinggi untuk mengembalikan elastisitas kulit tanpa menyebabkan kerusakan.
Selain beberapa manfaat di atas, alpukat juga sering digunakan dalam dunia kecantikan. Beberapa produk kecantikan yang beredar di pasaran seringkali menawarkan produk berbahan dasar alpukat. Namun yang perlu diketahui bahwa produk kecantikan yang beredar di pasaran sudah dicampur dengan bahan kimia. Penggunaan bahan kimia bagi tubuh sangat dianjurkan apalagi untuk jangka waktu yang cukup lama.

Cara Membuat Masker Alpukat

Oleh karena itu, berikut adalah beberapa tips perawatan dengan menggunakan alpukat sebagai bahan dasar. Selain lebih ekonomis, dengan kita membuat sendiri tentunya kita dapat memilih bahan yang sekiranya aman untuk kita gunakan dalam perawatan kita.

Masker wajah alpukat dan madu sangat berkhasiat untuk melembabkan kulit kering. Alpukat sendiri memilik minyak esensial yang dapat melembabkan kulit yang kering. Sedangkan madu memiliki banyak antioksidan dan dapat melembutkan kulit. Sehingga gabungan antara keduanya sangat cocok untuk anda yang memiliki kulit kering. Langkah-langkah membuatnya pun sangat mudah. Anda cukup mengambil sedikit daging buah alpukat dan melembutkannya, lalu tambahkan satu atau dua sendok madu murni. Setelah itu oleskan pada kulit anda yang kering.

  • Masker alpukat untuk wajah kusam
Memiliki wajah kusam tentu sangat tidak anda inginkan. Selain mengganggu penampilan, wajah kusam juga seringkali membuat anda kurang bersemangat. Masker alpukat dengan menambahkan madu serta sedikit perasan jeruk nipis sangat cocok untuk anda. Campurkan alpukat dengan satu sendok madu dan beri beberapa tetes perasan jeruk nipis. Kemudian aduk hingga merata dan selanjutnya gunakan sebagai masker wajah. Lakukan minimal sehari sekali untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Alpukat selain bermanfaat bagi kulit, juga dapat anda manfaatkan untuk merawat kecantikan rambut anda. Manfaat alpukat untuk rambut antara lain dapat melembabkan rambut, memperbaiki tekstur rambut dan merevitalisasi rambut. Apalagi jika alpukat dikombinasikan dengan bahan-bahan alami lainnya tentu akan menghasilkan manfaat yang lebih besar.

  • Masker Rambut dari Buah Alpukat
Jika rambut anda kusam dan kering, gunakan alpukat sebagai masker rambut. Caranya adalah ambil setengah daging alpukat, lalu blender alpukat sampai halus. Kemudian campurkan dengan kuning telur hingga merata. Selanjutnya aplikasikan pada rambut anda hingga merata. Jika memang dibutuhkan, anda dapat meminta bantuan teman atau orang rumah untuk mengaplikasikannya ke rambut anda. kemudian diamkan selama kurang lebih 30 menit. Bilas dengan air bersih.
Lakukan hal yang sama untuk beberapa hari, selanjutnya lakukan rutin minimal dua hari sekali dan rambut kusam anda pun hilang. Kini rambut anda menjadi hitam dan berkilau. Jika anda mengalami kerontokan rambut, anda juga dapat menggunakan masker alpukat dengan dikombinasikan dengan teh hijau. Campurkan secara rata dan lakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Rambut rontok anda pun kini tiada. Pembahasan mengenai masker alpukat untuk perawatan rambut ini akan dibahas secara tuntas pada pembahasan khusus mengenai perawatan rambut.

sumber :  http://manfaatnyasehat.com/manfaat-masker-alpukat/